Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

freedom, togetherness, networking, collaboration, immolation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soekarno, Sang Penggali Pancasila dengan Energi Emosi-Rasionalitasnya yang Menggelora

1 Juni 2024   19:36 Diperbarui: 1 Juni 2024   19:50 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antusiasme adalah emosi positif yang lain yang tidak boleh diabaikan. Ketika kita merasa antusias tentang sesuatu, kita cenderung lebih bersemangat dan berkomitmen. Antusiasme ini bisa menjadi sumber energi yang besar untuk bertindak dengan keberanian dan ketegasan. 

Sebagai contoh, ketika seseorang benar-benar antusias tentang tujuan atau misi yang ingin dicapai, mereka akan lebih mungkin untuk menghadapi tantangan dengan semangat dan keyakinan. Antusiasme ini juga dapat menular dan memotivasi orang lain di sekitar kita untuk bertindak dengan cara yang sama.

Selain itu, empati juga merupakan emosi positif yang dapat mengarahkan kita pada keberanian dan ketegasan. Dengan empati, kita bisa lebih memahami perasaan dan perspektif orang lain, yang memungkinkan kita untuk bertindak dengan lebih bijaksana dan adil. Empati bisa memberikan kita keberanian untuk berdiri membela orang lain yang mungkin tidak bisa membela diri mereka sendiri. Ketika kita bertindak dengan empati, kita menunjukkan ketegasan dalam membela nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Dengan memanfaatkan emosi positif ini, kita dapat membangun dan memperkuat keberanian dan ketegasan dalam diri kita. Oleh karena itu, penting untuk selalu ingat bahwa emosi, baik positif maupun negatif, adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan memahami dan mengelola emosi kita dengan baik, kita bisa menjadikannya sebagai kekuatan yang membantu kita untuk hidup dengan lebih berani dan tegas.

Tidak hanya itu, kita juga harus belajar untuk menerima dan merangkul emosi kita apa adanya. Emosi adalah kompas yang menunjukkan kita arah dalam hidup. Mereka memberi tahu kita kapan kita harus berhenti dan berpikir ulang, dan kapan kita harus melangkah maju dengan keyakinan. Dengan menerima emosi kita, kita bisa belajar banyak tentang diri kita sendiri dan apa yang benar-benar penting bagi kita.

Ketika kita menerima emosi kita, kita juga belajar untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Kita belajar untuk memberikan ruang bagi diri kita untuk merasakan dan memproses emosi tanpa merasa malu atau takut. Ini adalah langkah penting dalam membangun keberanian dan ketegasan, karena dengan menerima emosi, kita juga menerima diri kita sendiri sepenuhnya.

Oleh karena itu, mari kita terus belajar dan berlatih untuk memahami, mengelola, dan memanfaatkan emosi kita dengan baik. Dengan cara ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih berani dan tegas, yang siap menghadapi segala tantangan yang datang dengan hati yang terbuka dan pikiran yang jernih. Dengan keberanian dan ketegasan yang didukung oleh emosi positif, kita bisa mencapai tujuan kita dan menjalani hidup dengan penuh semangat dan keyakinan.

Ingatlah selalu bahwa emosi adalah bagian dari diri kita yang paling manusiawi. Mereka adalah cerminan dari apa yang kita rasakan dan pikirkan. Dengan menjadikan emosi sebagai sekutu, bukan musuh, kita bisa menjalani hidup dengan lebih bermakna dan penuh inspirasi. Mari kita terus berusaha untuk mengelola emosi dengan bijak, sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih berani, dan lebih tegas dalam menjalani kehidupan ini.

Cara Bicara yang Artikulatif-Ekspresif

Kemampuan untuk berbicara dengan cara yang artikulatif juga dipengaruhi oleh emosi. Emosi positif seperti semangat dan antusiasme dapat memberikan dorongan tambahan dalam menyampaikan pendapat atau argumen secara jelas dan lugas. Di sisi lain, emosi negatif seperti kecemasan atau amarah dapat mengganggu kemampuan verbal seseorang, sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk mengungkapkan pikiran dengan tepat.

Untuk itu, penting bagi seseorang untuk belajar mengenali, memahami, dan mengontrol emosi-emosi mereka. Teknik-teknik seperti meditasi, olahraga, atau konseling psikologis dapat membantu seseorang dalam mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Selain itu, penting juga untuk memperkaya kosa kata secara terus-menerus agar lebih mampu menyampaikan pemikiran secara jelas dan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun