Suara Hati (Alam)
: Prosa Untuk Keindahan Bukit Menoreh
Bukit tinggi yang menjulang tinggi didepan itu, tak pernah menanti untuk dijamah, cukup kita memandangnya dari kejauhan, dan berharap musim tak pernah radikal menghadirkan digdayanya.
Hutan-hutan hijau yang mengitarinya, telah bertahun-tahun setia menyelimuti, kabut-kabut putih senantiasa menjaga keindahan parasnya, embun-embun mengisyaratkan kefanaannya.
Kecantikan alaminya membuat jatuh cinta, keindahan pesonanya menenggelamkan kita dalam kubangan rasa tak bertepi, kelembutan semilirnya menyeduh rindu sejadi-jadinya.
Jangan terlena dengan semua yang ada padanya, sebab ia begitu lugu dan polos.
Buang jauh-jauh hasrat untuk meraihnya, sebab jika sudah terlanjur, maka pikiran kita tentang ketamakan eksplotasi semesta menjadi candu, dan kita menjadi makhluk paling bejat dalam rantai makanan, pada ekosistem yang telah lama kehilangan keperawanan.
Purwokerto, 23 April 2024
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H