Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Anomali Pagi

10 Oktober 2023   19:39 Diperbarui: 10 Oktober 2023   20:01 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Anomali Pagi / Dokpri @ams99 by. TextArt

Anomali Pagi

Pada suatu pagi
Aku berjalan ke selatan
Menuju ke suatu tempat
Pengabdian diri

Aku melewati hiruk pikuk
Ramai lalu lalang di jalan
Orang-orang menuju ke suatu tempat
Masing-masing pengharapan

Lalu Aku melewati jalan sunyi
Hanya di penuhi rumput-rumput kuning
Ah... memang sudah saatnya layu
Telahpun datang kemarau

Lalu Aku melewati sebuah jembatan besar
Pertemuan rindu antara sungai dan laut
Sangat tenang airnya mengalir
Tidak seperti pikiranku yang kalut

Lalu Aku melewati hutan-hutan
Floranya menghembuskan sejuta oksigen
Faunanya menampakkan diri di tepi jalan
Ah... dasar kita memang manusia
Sifat rakusnya tak hilang-hilang

Lalu Aku melewati gugusan tambak
Airnya tenang, tidak seperti hatiku bergemuruh
Mengapa tidak; keruh airnya hingga kedasar
Bukan semata karena kemarau
Bumi sedang tak ramah

Selepas itu, Aku menyusuri gugusan pohon kelapa
Berdiri tegak dan rapi
Namun daun dan buahnya nihil
Bukan karena kekurangan debit air
Pokok-pokoknya dibuat lubang
Untuk memudahkan menjangkau buahnya

Pada suatu pagi
Sepanjang jalan kutemui begitu banyak hal
Sesuatu yang anomali
Ironisnya; semua nampak normal
Dalam pandangan mata zahir

Penajam Paser Utara, 5 Oktober 2023
Ali Musri Syam Puang Antong

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun