Puisi: Kota Kita Kebanjiran Lagi
"Kota Kita Kebanjiran Lagi"
Kau berkata sambil menguras lumpur yang memenuhi ruang-ruang dalam rumah yang lumpuh, kali ini tak hanya air, tapi juga tanah-tanah, pasir-pasir dan sedimen-sedimen lain yang tak tentu wujud, mungkin ini yang terparah; datang menerjang dan merenggut.
Kau merengut dalam tubuh kelu, air begitu pongah menghalang waktu, rencana tak lagi sejalan cetak biru, semua menjadi abu-abu, tak menentu, terburu-buru.
Seperti orang-orang umum, Kau hendak menuju fardu, mencari remah-remah untuk hidup. Seperti orang-orang itu, Kau gamang tanpa arah tentu.
"Kota Kita Kebanjiran Lagi"
Kau berkata kembali, sambil merogoh kocek sebelah kanan--kiri, tak ada mampu diraih, sementara hidup harus terus berlari, tak cukup jawaban dengan tangis.
Kota tempat Kita tinggal, seperti hendak tanggal, para pemangku diam tanpa bersinyal, tak terenyuh jika keadaan sedang abnormal, tidakkah mereka itu sekadar abal-abal ?.
Balikpapan, 12 Oktober 2022
Ali Musri Syam Puang Antong