Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Yang Tersisa dari Setangkai Tulip Merah

20 Juli 2022   21:12 Diperbarui: 20 Juli 2022   21:40 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Yang Tersisa dari Setangkai Tulip Merah

Setangkai tulip merah mengembang
Di bawah rekahan mentari senja

Bunganya mekar
di atas hamparan permadani hijau

Bulir-bulir air menetes di celah-celah batu
Tepat di sampingnya

Hening menyeruak
Meninggalkan tanda tanya

Tersisa getar-getar di dada
Menyimpuh bumi

Sebelum mentari benar-benar tamat
Aromamu kian lamat-lamat

Penajam Paser Utara, 20 Juli 2022
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga.

Puisi Sebelumnya: Kau Adalah Puisi

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/62d579836e7f016d083c97f3/puisi-kau-adalah-puisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun