Puisi : Artemis
Kulukiskan wajahmu di antara pagi dan puisi
Ketika matahari naik sepenggalah, ronanya kian memerah
Layaknya raut indah Humaira
Ketika malam hendak bertandang; ia teduh dan pasrah
Di keremangan malam; Aku mengusapnya penuh birahi
Kutuliskan namamu di antara senja dan sajak
Meski sebentar ia telah terekam begitu congkak
Merasuk hingga ke ufuk dan lubuk jiwa
Kendati malam telah menghapus jingga
Esok mentari akan menyulam kembali; menjadi semula
Kurapalkan perihalmu diantara subuh dan syair
Waktu, ketika kesunyian mencapai puncaknya
Keheningan merajai mayapada
Kepasrahan dua jiwa mengeja alam dalam sabda
Sebelum pagi tiba; Kau telah kembali suci
Penajam Paser Utara, 14 April 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya: Sajak yang Salah Alamat.
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6258df2e3794d13ebd7c4862/puisi-sajak-yang-salah-alamat
Puisi Pilihan: Pagi Setelah Hujan.
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6253e8b13794d1757401c882/puisi-pagi-setelah-hujan
Puisi Pilihan Lainnya: Di Puncak Bukit, Wajahmu Kupandangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H