Puisi : Sajak Yang Salah Alamat
Kutulis sajak ini dengan penuh rasa
Merekam sebuah kisah
Tentang rambut panjangmu yang tebal
Wajah kemerah-merahan
Kulit putih tanpa noda
Tatapan matamu sore itu
Seakan menghunjam jantungku
Aroma harum di leher jenjangmu
Membuatku lama-lama menghirup
Ingin sekali kugambarkan secara detail
Perihal dirimu yang menggigil
Sesaat setelah tubuh ranum dan semampai
Kujelajahi dengan gigih
Di tepi Sungai Mahakam itu
April tiba-tiba menjelma kabut-kabut
Dan hujan turun begitu lebat
Kau berkata
Musim tak bisa di tebak
Seketika hujan, mendadak panas; pancaroba
Laksana menyaksikan embun-embun di pagi hari
Syahdu tatkala bertahta di daun-daun
Namun tak lama, ia meluruh
Kau berkata
Keindahan bukit di atas sana
Hanya akan terlihat dari jauh
Jika Kau kesana, ia menjadi biasa
Dan segala yang ada padanya
Sudah ada pemiliknya
Kau makin pesimis dengan kenyataan
Ruang dan waktu tak berpihak
Kau hendak menanggalkan harapan
Dan mengaburkan masa depan
Serasa letih menempuh penat
Sajak yang kugubah ini salah alamat
Kau menengadahkan isyarat
Hatimu telah bertaut di lain tempat
Samarinda, 12 April 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya:Â Pagi Setelah Hujan
Puisi Pilihan:Â Riwayat Luka
Puisi Pilihan Lainnya:Â Di Puncak Bukit, Wajahmu Kupandangi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H