Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Karena Puasa

15 April 2022   05:25 Diperbarui: 15 April 2022   05:27 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Karena Puasa / Dokpri @ams99 By. TextArt 

Puisi : Karena Puasa

Panas terik menghunjam
Haus dahaga mendera; kering kerongkongan
Tersedia air, bahkan yang dingin
Tak tergoda meminumnya sedikitpun
Meski dalam kesedirian

Hujan meluruh alam
Perut di landa rasa lapar; keroncongan
Terdapat aneka ragam makanan
Mencicipinya, rasa tak ingin
Kendati tak ada yang menyaksikan

Di tempat kerja ada kesempatan
Mendapatkan keuntungan dari pekerjaan
Bukan hak dan kewenangan
Sama sekali tak mengindahkan
Walau bisa menyelubungkan

Di jalan mendapat ujian
Orang-orang membuat kesalahan
Sebagian mengundang kekesalan
Sedikitpun amarah tak tertumpahkan
Memilih berlalu dari keriuhan

Di tempat-tempat pertemuan
Disaat seseorang menceritakan seorang yang lain
Diam tak menyambung
Menjaga lidah dari kekeliruan lisan
Bahkan pergi meninggalkan percakapan

Semua karena satu alasan
Puasa; ibadah rahasia kepada Tuhan

Penajam Paser Utara, 14 April 2022
Ali Musri Syam Puang Antong

Puisi Sebelumnya: Pagi Setelah Hujan

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6253e8b13794d1757401c882/puisi-pagi-setelah-hujan

Puisi Pilihan: Di Puncak Bukit, Wajahmu Kupandangi

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/624a56a65a74dc2e1b6ed192/puisi-di-puncak-bukit-wajahmu-kupandangi

Puisi Pilihan Lainnya: Riwayat Luka

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/624bd0f59510517a990c95e5/puisi-riwayat-luka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun