Puisi : Mengejawantah Rindu #2
Rindu adalah candu yang tak pernah merapuh
Menghipnotis rasa
Kokoh terhadap segala musim, bahkan pancaroba sekalipun
Rindu akan tiba pada penghujungnya,
Namun tak pernah menetap, sebab ia akan pergi lalu kembali ke pemiliknya
Rindu tak pernah ragu meski ia dipersimpangan, sebab ia tahu ke arah mana akan menuju.
Rindu adalah molekul paling rahasia, Sebab ia berada dikedalaman rasa paling palung.
Rindu adalah kehendak paling purba, bahkan ia lahir sebelum cinta, dan akan mati sebelum nafas paling akhir dari makhluk bernyawa
Rindu mengantarkanmu kesebuah harapan, bukan sesaat, tidak sementara, tapi akan menetap, meski ia sewaktu waktu akan berkelindan, namun ketika sampai waktunya akan bermukim selamanya
Rindu adalah kehendak rasa paling syahdu, Kau cukup bertanya kemana hati kan tertambat disitu rindu akan bertaut, sebab ia hanya akan menuju pada sesuatu yang membuatnya utuh.
Rindu menciptakan agregasi, sebab ia selalu meringkas segala sesuatu: memperpendek jarak, mempercepat temu, menihilkan ragu.
Rindu adalah ruang bagi ingatan, rumah bagi perasaan, semesta bagi kehangatan. Rindu tak pernah usai, sebab ia adalah jalan, bukan tujuan.
Rindu menciptakan kerumitan paling pekat: Jarak, temu berseteru waktu, merenda curiga, menakhlikkan azimat cemburu.
Rindu adalah kehendak paling purba bagi setiap jiwa, yang di kedalaman hatinya berumah sebuah cinta penuh seluruh.
Penajam Paser Utara, 17 Maret 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya:Â Sajakmu Menjelma Gerimis di Mataku
Puisi Pilihan:Â Menunggu Kau Kembali
Puisi Pilihan Lainnya:Â Mengejawantah Rindu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI