Puisi : Mengejawantah Rindu
Waktu membawa kita mengarak ingatan
Tentang pagi yang cerah
Siang yang terik
Senja yang jingga
Malam yang purnama
Ingatan mengantarkan kita kepada kenangan
Tentang persuaan yang tak pernah bosan
Canda tawa yang riuh
Pelukan hangat
Marah yang tak punya alasan
Kenangan menyublim kita kepada rindu
Untuk bertemu walau sesaat
Bertatap meski sedetik
Bercanda dalam gelagak
Memeluk dalam hangat senja
Rindu kita tak pernah selesai
Sebab muaranya adalah temu
Dan Kita tak mampu memangkas jarak
Tak kuasa mempercepat waktu
Rindu buka tentang rasa yang meluah
Rindu adalah nyawa bagi kalbu
Sebab dengan rindu
Jiwa ini mengembara menuju titiknya
Rindu adalah ruang yang tersedia
Bagi cinta mengejawantah
Sebab rindu bermukim disana
Ia tak pernah pergi
Tak pernah lelah, meski ia hening
Rindu menyulut dendam
Sebab disana bertahta syakwasangka
Jangankan kepada manusia
Dalam rindu, cermin pun menjadi sumber cemburu
Lalu dengan apa kita merawat rindu?
Dengan doa dan harapan
Doa adalah bukan sekadar terucap
Tetapi apa yang terlintas dihati
Lalu bagaimana Aku mendefinisikan rindu?
Dengan seluruh kelindan pikir dan lisanku
Adalah untuk segala kebaikanmu.
Penajam Paser Utara 26 Februari 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya:Â Hakikat Sepi
Puisi Pilihan:Â Terbentang Rindu dan Doa antara Kiev dan Moskow
Puisi Pilihan Lainnya:Â Menunggu Kau Kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H