Puisi: Aforisme
Sepucuk tanda tanya ia guratkan
Dari sebuah palung yang entah berapa dalam
Setelah dihitung dari dugaan
Ia menampik
Menerka-nerka yang tersusun di ingatan
Lalu tiba-tiba bangkit
Setelah mengucapkan sebuah kalimat penggalan
; Tafakuran
Ia menerka-nerka segala yang lalu
Perjalanan aneka seluk-beluk
Dan carut-marut
Ia menarik garis pipinya
Mengingat-ingat segumpal makna
Melarung perspektif
Sebuah apriori
Hari-hari terik
Membuat pelik
Dan sebuah cerita lain tentang neraka
Masih tersaji di atas meja
Disudut lainnya
Dongeng tentang surga
Pun terhampar putih pada dipan-dipan indah
Namun pucuk-pucuk daun yang tiba
Akan tumbuh dan bertunas
Pada tangkai-tangkai kokoh
Semua berkekalan
Ketika waktunya telah tiba
Yang menerima dongeng
Yang mempercayai cerita
Balikpapan, 13.02.2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya: Memendam Rindu
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6201d624b4616e349b1966f2/puisi-memendam-rindu
Puisi Pilihan: Kukira Kau Rumah
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/6200ca8487000043a13cb064/puisi-kukira-kau-rumah
Puisi Pilihan Lainnya: Ampau Imlek di Musim Pandemi
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61fcc6fe87000026d1057352/puisi-ampau-imlek-di-musim-pandemi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H