(Masih) Ada Kamu di Genangan Benakku
Aku harus menyebutmu apa?
Dan Kuterjemahkan dirimu bagaimana?
Kenyataannya kita telah saling berpaling
Masing-masing menuju ke sebuah haluan
Yang tak pernah mengenal ujung
Pengembaraan ini adalah jalan palung
Menuju pulang yang tak kesudahan
Semakin jauh kaki terlangkahkan
Semakin kecamuk kelindan pikiran
Entah dibelahan bumi mana kakimu berpijak
Tak mampu Kutebak
Entah mengapa hatiku berteriak
Suara alam terus mengajakku beranjak
Menuju hatimu beranak pinak
Telah berlalu berjuta-juta nuansa
Beragam keindahan para wanita
Memoar tentangmu tak pernah sirna
Kama ini tertawan sempurna
Perjalanan tanpa penghentian
Membentang selaksa tatapan
Rimbun hutan-hutan, menjemput tapak hujan
Bagaimana Aku mengobati penat di kepala
Jika ternyata Kamu masih menggenang penuh di benak
Penajam Paser Utara, 27.01.2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya: Kehidupan