Rindu yang Tertinggal
Memang telah berlalu
Langkah kaki terdahulu
Jarak terlampau jauh
Padamu segala terlanjur
Perjalanan penuh sauh
Lelaki mengeja laku
Tak sekadar kewajiban gugur
Seperti musim berganti waktu
Di Mahakam Ulu
Tersimpan semacam penyembuh
Bagi luka lama tak sembuh-sembuh
Menjadi pelebur ragu menghapus pilu
Aroma senja berkelindan di ufuk
Ketika sore menunjukkan wajahnya malu-malu
Kau menuntun lenganku
Membalut sebuah ramuan penuh ampuh
Malam mendekap mimpi tak berujung
Suara-suara alam mengiringi
Menghipnotis kedalaman tidur
Yang lupa tafakkur
Pagi menyesakkan tubuh
Menari-nari dalam sejuk
Menyadarkan diri lebih dahulu
Sebelum mentari meluruhkan embun-embun
Kini perbedaan ruang dan waktu
Di Balikpapan merajut album
Ingatan mengembara menangkup renung
Mengeja jejak-jejak lampau
Jiwa terkenang indah wajahmu
Hati terpaut tingkah lakumu
Haruskah langkah kembali terukur
Menjemput rindu terlanjur bertaut
Balikpapan, 26.12.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Sebelumnya: Lelaki Pengumpul Pasir
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61c4605706310e06306007e2/puisi-lelaki-pengumpul-pasir
Puisi Pilihan: Gadis Penunggu Hujan
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61bae7d962a7041bd81f1355/puisi-gadis-penunggu-hujan
Puisi Pilihan Lainnya: Sesuatu dalam Diriku
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61b5a26875ead65ed319bee2/puisi-sesuatu-dalam-dirikuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H