Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Istirahatlah Pemilik Kata-kata (Untuk Gunawan Maryanto)

11 Oktober 2021   21:42 Diperbarui: 11 Oktober 2021   21:53 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istirahatlah Pemilik Kata-kata
Puisi Untuk Gunawan Maryanto

Di permulaan malam kelam
Bernyanyilah ia kepada udara, kepada angin
Kepada hembusannya kering kerontang
Kepada langit kosong

Nyanyian terakhir Sang Pujangga
Rabu yang berat
Kesakitan menghajar
Mengantar pada Sang Pemilik-Nya

Kehilangan
Kesedihan
Nampak begitu menggenang
Pada wajah, pada tulisan, pada goresan-goresan lini masa berkelindan

Maut adalah maut
Tak ada mampu menolaknya
Kepergianmu begitu singkat
Jauh masa; tak ada firasat, tak ada tanda-tanda

Ataukah sengaja Kau bersembunyi
Dari sakit itu sendiri
Seperti Kau menyukai sunyi
Dan alunan diksi-diksi

Semua yang ada pada dirimu
Layak Kita kenang
Bukan hanya kesedihan
Dan beberapa lagu di saku baju; seperti katamu dulu

Selamat jalan Cindhil
Selamat bertemu di telaga abadi
Istirahatlah dari Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah
Istirahatlah dengan tenang pemilik kata-kata

Balikpapan, 7 Oktober 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

* Persembahan puisi buat Gunawan Maryanto yang akrab di panggil Cindhil, Seorang aktor, penulis, sastrawan, penyair, pujangga dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Puisi: Pengamen dan Nelayan Mengukur Nasib

Puisi Pilihan: Ketulusan Hujan Oktober

Puisi Pilihan Lainnya: Tangan Waktu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun