Sendiri
Serasa hidup kian sunyi
Hampa segala pada diri
Tak ada hiruk pikuk sama sekali
Jika siang berteman sendiri
Hanya di temani buku-buku puisi
Dan ingatan-ingatan ilusi
Jika malam, apalagi
Kian menikam sunyi, hanya secangkir kopi
Dan kenangan-kenangan menggigil
Ia lalu membenci diri
Dirinya dari segala praduga delusi
Murka, pergi, raib, menyendiri
Segala tentangnya " Puan " ; kini
Sejauh mungkin dalam pikiran dan hati
Di jauhkan, di eliminasi
Dalam masa menepi
Bersanggama sepi
Tak tahu betapa ia sangat rawan dalam teka-teki
Dalam ketakutan menanti
Sesuatu yang tak pernah pasti
Terus ia menyulam mimpi-mimpi
Di penghujung khawatir tak bertepi
Ia mengeja satu nama pasti: Betari ! Betari !
Dalam puncak paling hening
Balikpapan, 03.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya:Â Tangan Waktu
Puisi Pilihan:Â Gagal Bersembunyi
Puisi Pilihan Lainnya: Pada Sebuah Percakapan Terakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H