Tangan Waktu
Tangan-tangan waktu kembali menyentuh
Ketika penghabisan september berakhir luluh
Tangan-tangan waktu kembali meraih
Ketika permulaan oktober menyingkap tabir
Kemarau telah menyingsing di pelbagai tempat
Disini; penghujan masih datang bahkan tanpa kata telat
Seberkas cahaya menjadi datar di pucuk-pucuk langit
Segumpal awan berserakan di kaki-kaki bukit
Panas; menghidupkan dahaga
Dingin; membangkitkan rasa
Di utara; kecamuk rindu membara
Di selatan; gelora hasrat menggunung
Di barat; kasih berkecambah
Di timur; bertunas cinta kian madah
Di seberang; Puan menunggu penuh tabah
Di sini; Tuan menanti firasat ayatullah
Jika saja kemarau, bukan hanya menerbangkan debu-debu
Betapa ingin, ia pula membawa jauh; rindu
Jika saja hujan, tidak hanya mencipta genangan
Betapa ingin, ia pula menjelma kenangan
Balikpapan, 02.10.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebeleumnya:Â Gagal Bersembunyi
Puisi Pilihan:Â Episode Amor
Puisi Pilihan Lainnya:Â Wajah Di Balik Jendela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H