Ia tak Pernah Mati
; Untuk Wiji Thukul
Penulis
Penyair
Aktivis
Tiga dalam satu; melebur
Ia menulis
Ia mencipta syair-syair
Ia pula pembela kaum tertindas
Ia tiga dalam satu; penulis, penyair, pembela proletar
Tulisannya adalah protes ketidakadilan
Syairnya menggenang
Ia adalah tulisannya, ia adalah syairnya; dalam pergolakan
Dalam " Peringatan ", Hanya ada satu kata: Lawan
Seluruh pada dirinya adalah puisi
Seluruh pada dirinya adalah simbol merdeka
Di setiap jengkal kaki; penuh gagah berani
Tak peduli para jenderal marah-marah
Meski kini menjadi misteri
Tak tahu kemana gerangan mencari
Adakah dirimu sedang memegang bunga di balik tembok
Ataukah sedang mencari tanah lapang
Selalu terngiang satu kalimat
; Mereka tak bisa meremuk: kata-kataku
Ia tak pernah mati, ia terus hidup dalam puisi-puisinya
Dalam apapun; istirahatlah tuan, istirahatlah kata-kata
Balikpapan, 26.08.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Persembahan Hari Lahir Penyair dan Aktivis Wiji Thukul 26 Agustus 1963
Baca Juga Puisi Sebelumnya: Tak Seperti Biasa
Puisi Pilihan: Kepada Sang Petuah
Puisi Pilihan Lainnya: Secarik Kertas Bernyawa, Puisi untuk Budi Darma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H