Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Merdeka yang Gagu

3 Agustus 2021   15:00 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merdeka yang Gagu

Aku mau berkata tentang sesuatu
Agar sekiranya orang-orang tahu
Juga para pengampuh
Bahwa sungguh dengan penuh seluruh;
Ada anak tinggal sebatang kara tanpa ayah dan ibu
Ada ibu renta menghidupi anaknya sendiri bermandi peluh
Ada bapak mencari rezeki dengan cacat tubuh

Aku ingin menulis sesuatu
Agar banyak orang bisa membaca dengan sungguh-sungguh
Demikian apalagi bagi para pengambil kebijakan penuh
Bahwa keadaan kita tak sebaik yang nampak di pelupuk;
Ada rakyat kecil di rampas hak-haknya, membela diri tak mampu
Ada jelata di kriminalisasi karena mencuri hendak mengisi kekosongan perut
Ada kaum marjinal di singkirkan dari realitas kehidupan umum

Aku mau dan ingin begitu
Namun tak pernah sampai terjadi begitu
Berkata dan menulis tentang sesuatu
Agar pesan-pesan moral itu sampai ke istana rindu
Aku berhenti sampai pada (kehendak) saja; tak menuju
Hanya mau dan ingin; tak merubah keadaan sedikit pun
Aku tenggelam dalam merdeka yang gagu

Penajam Paser Utara, 03.08.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Lainnya: Merdeka yang Dipertanyakan.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/61076c1dc0cfa175137827b2/puisi-merdeka-yang-di-pertanyakan

Puisi Pilihan: Sejuta Kebaikan di Tengah Pandemi.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60fcca4c1525102d701bacf2/puisi-sejuta-kebaikan-di-tengah-pandemi

Puisi Pilihan Lainnya: Pada Suatu Rindu.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60ebbac515251059e26399b2/puisi-pada-suatu-rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun