Di permulaan bulan juni
Hujan telah turun lebih dini
Membumi
Membasahi tanah-tanah pertiwi
Pun di pertengahan bulan juni
Hujan masih setia merintik
Seolah tak mau berhenti
Menilik alam tanpa selesai
Di penghujung bulan juni
Hujan tak jua henti-henti
Bahkan gerimisnya tak kunjung usai
Tanah, batu, seperti tumbuh bersemi
Rumput, pohon kian menari-nari
Di jalan mencipta genangan air
Di mata mencipta kelopak air
Di hati menjelma kenangan manis
Benarlah kata Eyang Sapardi
Tentang tabah, tentang bijak, tentang arif
Tak ada yang melebihi
Dari kesanggupan hujan bulan juni
Rahasia rintiknya
Menghapus jejak-jejaknya
Pembiaran atas yang terucap
; adalah pengabdian hakikat sejatinya
Balikpapan, 30.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya
Puisi Sebelumnya:Â Romansa Kumbang dan Bunga.
Puisi Pilihan:Â Anomali Pagi.
Puisi Pilihan Lainnya: Memburu Angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H