Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Percakapan Malam

7 Juni 2021   21:21 Diperbarui: 7 Juni 2021   21:27 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Percakapan Malam (Dokpri @ams99_By.Text On Photo)

Percakapan Malam

Ketika malam sibuk mengurus dirinya
Hangat cuaca menggoda jendela membuka daunnya
Tak ada percakapan sebelumnya
Lalu tiba-tiba selembar daun jati mencium tanah

Seketika dahan bertanya kepada ranting
; Mengapa kau tak menopang?
Belum saatnya mangkat
Ia masih sangat belia

Daun yang masih ranum
Tertelungkup menindih rumput-rumput
Di antara mereka ada yang mengeluh
Bagaimana jika udara diam dan hujan tak meluruh?

Episode malam menunggu takdirnya
(Pohon berujar); jika angin berhembus, hujan mengadar
Semakin banyak daun-daun rontok
Kalian (rumput-rumput) semakin terpojok

Rumput menjawab; berdoa kami yang terbaik
Cukupkan malam ini hingga pagi
Embun-embun yang ramah
Hingga mentari muncul memanah

Bagi rumput adalah sumber makan
Bagi pohon tak kehilangan daun-daun
Bagi selembar daun memantaskan diri menjadi humus
Bagi tanah menjadi anugerah
; Semua menuai bakal manfaatnya

Balikpapan, 07.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnya: Ketika Zaman tak Mengenal Tuannya

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60bcd4768ede48380b4a5362/ketika-zaman-tak-mampu-mengenal-tuannya

Puisi Pilihan Lainnya: Suaramu tak Seperti Dulu

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60bc8b8b8ede486d4b539fa3/puisi-suaramu-tak-seperti-dulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun