Silaturahmi adalah sebuah istilah populer dikalangan masyarakat Indonesia, ketika momen hari raya IdulFitri atau Lebaran.
Seyogyanya silaturahmi dapat di lakukan kapan saja, namun kebiasaan ini telah melekat erat dengan perayaan hari raya agama Islam itu.
Silaturahmi adalah amalan bagi umat muslim dalam rangka menyambung atau menjalin tali persaudaraan antar sesama.
Saat lebaran tiba, pada umumnya umat muslim melakukan mudik atau pulang ke kampung halaman. Mudik telah menjadi kebiasaan umum atau tradisi tahunan bagi umat muslim. Hal ini dilakukan untuk menyambung silaturahmi dengan keluarga, kerabat, teman-teman dan handaitaulan.
Silaturahmi adalah amalan utama dan penting saat setelah ramadan dan di hari raya kemenangan IdulFitri, Amalan ini mampu menyambungkan apa-apa yang putus atau sesuatu yang kurang atau tidak terjalin komunikasi yang cukup antar sesama.
Hal ini sebagaimana dalam salah satu hadits, yang artinya:
Bukanlah bersilaturrahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung apa yang putus." (HR Bukhari)
Beberapa keutamaan atau manfaat silaturahmi bagi kita, diantaranya:
Menyambung tali persaudaraan adalah perkara mulia yang amat dianjurkan dalam syariat agama. Rasulullah Saw bahkan pernah memberi peringatan bahwa orang yang memutus silaturahim tidak akan masuk surga.
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa meruginya setiap manusia yang jalannya menuju surga dijauhkan atau disulitkan akibat memutus hubungan tali silaturahmi.
Di samping itu, silaturahim juga memiliki berbagai manfaat, keutamaan dan keistimewaan, beberapa di antaranya:
Memudahkan Rezeki dan Memanjangkan Umur
Nabi Muhammad Saw bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari)
Dari hadis diatas kita bisa melihat betapa pentingnya menjamin silaturhami, karena ia merupakan bagian dari bukti keimanan kita kepada Allah dan hari Akhir.
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Saw bersabda
“Barangsiapa ingin dibentangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan sisa umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari)
Salah satu pintu rezeki adalah dengan menyambung tali silaturahmi,.
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa melapangkan dan meluaskan maksudnya adalah diperbanyak.
Ibnu Bathal dalam Syarh Shahih Al-Bukhari menyatakan, ada dua pendapat mengenai maksud dipanjangkan umurnya, pertama, orang yang bersilaturahmi akan diingat kebaikannya meskipun sudah menutup usia. Seakan-akan ia belum meninggal.
Pendapat kedua, saat ditetapkan umur seseorang di dalam kandungan, dituliskan bahwa apabila ia bersilaturahmi maka umurnya akan dipanjangkan.
Bagaimana Menjaga Silaturahmi di Masa Pandemi?
Tiada rotan akar pun jadi, pepatah lama yang masih sangat relevan dengan kondisi sekarang ini.
Akibat pandemi covid-19 yang masih terjadi, mengakibatkan pelarangan mudik atau pulang kampung, maka silaturahmi secara langsung tidak bisa dilakukan.
Hal ini tidak bisa menjadi alasan atau menghalangi untuk melakukan silaturahmi. Silaturahmi dapat dilakukan secara tidak langsung atau online dengan media internet.
Ada beragam aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga yang jauh, misalnya melalui media sosial. Hampir semua platform media sosial menyediakan aplikasi video call, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, telegram dan lainnya, atau menggunakan aplikasi khusus video call seperi zoom, google meet, skype dan lain-lain.
Secara pribadi penulis sendiri melakukan itu. Hal lain yang saya lakukan adalah memanfaatkan media sosial untuk memasang atau memposting gambar dan ucapan selamat hari raya IdulFitri. Melalui media sosial itu terjadi interaksi yang intinya bersilaturahmi dan saling memaafkan.
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan amalan silaturahmi ini. Jika tidak bisa secara langsung maka bisa dilakukan melalui media online.
“Bukan tentang cara kita melakukan silaturahmi, akan tetapi mampu memahami dan memaknai hakikat silaturahmi itu sendiri.”
Terima kasih telah berkenan membaca
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Ali Musri Syam Puang Antong
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI