Berdasarkan dari kenyataan kekayaan khazanah budaya bangsa tersebut. Budaya dalam konteks musik di masa lalu, hendak dijadikan sebagai upaya dalam merekonstruksi jejak-jejak sejarah dengan menggunakan budaya dan ilmu pengetahuan yang diinterpretasikan melalui seni musik actual, menuju Borobudur Pusat Musik Dunia.
Sound of Borobudur menjadi sebuah movement (gerakan) yang bersumber dari gagasan untuk membunyikan kembali berbagai alat musik yang wujudnya terpahat dalam relief-relief candi, dan menjadi bukti kebesaran peradaban leluhur bangsa Indonesia yang telah mendunia pada masanya.
Gerakan ini didesain untuk dapat menjadi “pemantik” dalam membangun kebanggaan bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur, sekaligus sebagai media untuk menemukan rumusan agar potensi ini dapat memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, khususnya warga di sekitar candi Borobudur.
Gerakan Sound of Borobudur sendiri menjadi penafsiran ulang kembali dari seniman terhadap sejarah bangsanya dan terhadap kekayaan budaya yang dimiliki leluhur bangsa ini, dengan ditunjang bukti-bukti dan kajian secara akademis.
Upaya mewujudkan dan membunyikan kembali alat-alat musik dari masa lampau ini dilakukan para seniman tidak hanya dalam rangka membunyikan cerita dari panel Borobudur, namun juga tinjauan mengenai keberadaan khazanah alat musik Nusantara, yang informasi dan bukti sejarahnya telah terpahat di relief candi Borobudur.
Musik menjadi sebuah alat komunikasi, sekaligus sebagai media diplomasi. Hal ini telah berlangsung paling tidak semenjak 13 abad yang lalu sampai hari ini, baik dalam konteks lintas bangsa, maupun lintas daerah dan lintas etnis di nusantara.
Hal ini dapat dibuktikan dari keberadaan alat-alat musik yang tergambar di relief Borobudur, sebagian di antaranya sampai hari ini masih ada dan masih dimainkan di 34 provinsi di Indonesia, serta di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Sementara uniknya, sebagian dari alat-alat musik tersebut kini tidak lagi dapat ditemukan keberadaanya dalam kesenian yang ada di Jawa.
Dari realitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada masa lalu, Borobudur merupakan titik pertemuan lintas bangsa dan lintas budaya, serta sebagian dari alat-alat musik tersebut dibawa dari luar untuk dihadirkan di Borobudur. Atau bisa pula sebaliknya, berawal dari Borobudur, maka terjadilah penyebaran alat-alat musik tersebut ke segala penjuru nusantara dan berbagai belahan dunia.