Puisi Ramadan: Komposisi Puasa
Dini hari dingin
Bangun dari pembaringan
Kantuk, letih tertahan
Mesti ditunaikan
Azan subuh berkumandang
Keutamaan mengakhirkan
Penanda awal menahan
Makan, minum dan segala hal membatalkan
Azan zuhur berkumandang
Lalu disusul asar kemudian
Segera memenuhi panggilan
Selalu menyegerakan di waktu permulaan
Matahari terbenam
Magrib menandai diri; kumandan azan
Makan, minum di halalkan
Setelah seharian di haramkan
Tak lama berselang
Azan terakhir menggemakan
Empat rakaat isya wajib di tunaikan
Fardu pungkasan
Kuliah tujuh menit; kultum
Khusyuk mendengarkan
Nutrisi rohani; pengobat batin
Sepanjang hari bergelut jasmani, giat badan
Tarawih, sunnah paling utama ramadan
Mengambil saf paling depan
Sebagai keutamaan
Mengumpulkan pundi-pundi amalan
Balikpapan, 19 April 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya
Puisi Pilihan Lainnya: Sebelum Pancaroba
Puisi Sebelumnya: Puasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H