(Persembahan Hari Puisi Sedunia, 21 Maret 2021)
Pada suatu pagi sangat basah
Curah hujan begitu membelasah
Kusaksikan bumantara redup cahaya
Dan Aku tertegun sendiri di selasar
Terlantar dalam sebuah perjalanan sunyi
Sendiri meresapi makna sekeliling
Belantara hutan mengendapkan sepi
Menderas pikiran hendak menakhlikkan puisi
Mengeja lembar-lembar huruf
Kurekatkan satu per satu
Agar tak tanggal
Menjelma kata
Meracik kata demi kata
Menjadi gurih dalam nampan diksi kalimat
Hendak tinggal
Di selubung baris-baris afdal
Pada gugusan tertata
Tersusun bait-bait indah
Ia tidak tunggal
Tapi jamak berirama
Gugusan rima syahdu
Menjelma romansa
Tak pernah janggal
Menyusuri ruang-ruang imaji kalbu
Demikian Engkau begitu dahsyat
Kucari, Kurekatkan, Kususun sedemikian rupa; agar taat
Tetap saja tak ada kata usai
Kau adalah puisi yang tak pernah selesai
Balikpapan, 21 Maret 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Lainnya:
Puisi Pilihan Lainnya: Demokrasi
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/604b2704d541df7421096243/puisi-demokrasi
Puisi Sebelumnnya: Hatimu Seumpama Hujan
https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/605818f28ede481040697252/puisi-hatimu-seumpama-hujan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H