Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi Hari

9 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   08:10 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi Hari

Udara mengadar nyaris tanpa hembusan
Kabut-kabut tipis cerai berai tak karuan
Aku memanggil-manggil namamu ketika keheningan menyeruak
Tak ada terang, tak juga gelap
Samar dan redup sepanjang pandang

Di teluk tempat mengais-ngais tiap saban
Tenang, seolah enggan menghanyutkan
Engkau mengirim sejumput harapan
Yang tak pernah Kau selesaikan
Hanya terkenang sepanjang ingatan

Sebatas itukah kita bercengkerama
Membatas pada dinding-dinding masa
Sementara matahari kian menanjak
Kita tak bergerak saling menuju
Aku terus saja membatin dan Kau masih membatu

Penajam Paser Utara, 8 Maret 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnya: Sendiri di Bawah Terik

Puisi Pilihan: Pada Sebuah Persinggahan Singkat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun