Senantiasa hadir setiap pagi
Nampak dari balik jendela kaca
Tatkala terbangun dari mimpi
Mengusap mata berkaca-kaca
Mengendap sesaat
Menanti untuk diraba, disentuh
Sebelum mentari menyinari
Tak sudi luruh
Setiap Aku tanya: Mengapa Kau disitu?
Ia membisu dan gagu
Selalu begitu
Tak pernah bosan menunggu
Belum pernah sekalipun pergi
Meski Aku acuh
Sungguh ia menjadi sadar
Bahwa ia harus sabar
Senantiasa hadir setiap pagi
Dari waktu ke waktu
Embun dan rindumu: Kurasakan memburu
Masih disitu dijendela kamar ini: tak henti-henti
Balikpapan, 21 Februari 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Puisi Pilihan: Perahuku Tak Sampai ke Samudera.
Puisi Sebelumnya: Anomali Pagi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H