Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nelangsa Pagi

17 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 17 Januari 2021   20:06 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nelangsa Pagi

Tersadar dari tidur nyenyak semalaman
Tanpa mimpi, tanpa kabar

Menemui remuk pagi
Dan sekawanan burung pipit

Pada sebuah pohon akasia
Sepasang mata ini menangkap ritual alam

Dengan pandangan masih nanar
Terlihat bulir-bulir embun meluruh

Menyaksikan rumput-rumput tersenyum
Menampung jatuhnya air

Terus berkutat di sini
Mencari jejak rindu Kau ucap kemarin

Angin berhembus pelan
Kukira ia menjadi pengantar wasiatmu

Ia sekadar lewat
Mengibas-ngibas pakaianku
Juga daun-daun itu

Menyadari tentang ini seutuhnya
Bahwa Aku terlalu berharap
Bahkan hujan tak lagi datang

Kusesap udara dengan radang rongga akut
Aku takut menderita sesak
Meski kecemasanku tentang rindu tak kunjung tandang

Matahari perlahan muncul
Sinarnya redup
Mengisyaratkan nelangsa

Aku menjelma patung
Di bawah rindang pohon
Di sekeliling rimbun ilalang

Tiada ujar
Tiada gerak
Bola mata liar, badan kaku, nafas tersengal

Tahukah Engkau pemilik jiwa
Aku menanti hadirnya rindu lewat isyarat semesta
Untuk Kueja

Balikpapan, 17 Januari 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya: Menjelma Bayang-bayang 

*Puisi Pilihan Lainnya: Hujan Menderas di Bulan Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun