Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata yang Telah Menua dan Sunyi

20 Desember 2020   12:42 Diperbarui: 20 Desember 2020   13:08 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata yang Telah Menua dan Sunyi

Mata itu
Kukenal begitu rupa
Akrab di mataku
Fasih dalam padanganku
Seperti sepasang mata elang
Sorotnya tajam
Tak pernah goyah oleh sekadar
Debu - debu beterbangan
Peluh - peluh menetes menghinggapinya

Mata itu
Indah, manis, berkarakter
Nyaris tak pernah mengeluh oleh keadaan
Aku tak pernah menyaksikan
Bulirnya tumpah
Selain pada tiga hal;
Mengingat Ibu
Kematian Ayah
Dan penderitaan kaum marjinal

Mata itu
Kini mulai mengerang perih
Beralaskan lensa tebal
Rapuh melewati masa
Sorot lemah termakan usia
Tak lagi kulihat bola mata liar
Mencari tualang
Menjawab teka teki
Mata itu kini; telah menua dan sunyi

Balikpapan, 19 Desember 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya: Anomali Rindu

*Puisi Pilihan Lainnya: Sesuatu Dalam diriku 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun