* Puisi Sebelumnya: Siapakah Dirimu yang Hendak Ku Bawa Pulang https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fc8bda9e32c4778e55ba872/siapakah-dirimu-yang-hendak-ku-bawa-pulang
Kutemukan kembali lembar demi lembar
Daun-daun kisah, melebur
Dalam hening yang gusar
Kata-kata bertafakur
Segala ucapan pilu
Tertuang kalimat-kalimat syahdu
Lindap di bibir
Menjelma puisi
Gugusan gubahan
Menggerogoti nalar, melarung pikiran
Merasuk sukma, mendarah daging
Dan akhirnya menjadi sulbi
Dalam lelap, ia menemaniku
Menggurat isyarat kembang tidur
Bahwa hidup adalah perjalanan menuju akhir
Dan tidur adalah miniatur kematian itu
Malam ini Aku ingin tidur secepatnya
Sebab Ku tahu ia akan selalu hadir menjaga
Sunyi yang bergulir
Merayap ketar-ketir
Aku tak tahu apakah ia pernah pergi
Mengembara walau sebentar
Mencari wajah baru yang lebih rumit
Lalu kembali ke alam sadar
Sesekali ia memandangku tajam
lewat tumpukan kata-kata mapan
Isyaratnya mengajakku terbenam semakin dalam
;Tidur, rindu dan sunyi manunggal bersemayam
Samarinda, 3 Desember 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
* Puisi Pilihan Lainnya: Desember Telah Menaja Dirinya https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fc6fb8f8ede48748a3d0ca2/desember-telah-menaja-dirinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H