Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Penyendiri

30 November 2020   15:46 Diperbarui: 30 November 2020   15:50 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spasi spasi berisi - WordPress.com

Lelaki Penyendiri

Siang itu Kau mengenakan kaos oblong putih
Gambarnya pasangan calon kepala daerah
Bersimpuh menghadap masa depan
Yang berdenyut dan berwarna abu-abu
Berlutut menengadah ke langit peruntungan
Tentang keragu-raguan musim
Tentang hujan dan kemarau
Tentang cemas dan rindu

Di bawah terik matahari
Sinarnya menyengat tubuhmu ringkih
Basah seluruh pakaian bermandi peluh
Dan Kau terus saja membajak tanah-tanah berdebu
Keras dan kaku
Di tangan kanan setia menggenggam pacul
Di tangan kiri harapan memburu
Dan Kau tetap saja terus melakukan itu

Orang-orang mengenalmu sebagai petani
Sebab tiap hari menggarap tanah-tanah ladang
Aku mengenalmu sebagai oposisi
Sebab tiap hari Kau mengungapkan satire untuk negeri
Lain waktu Aku menganggapmu penyair
Sebab tiap hari kau menghasilkan bait-bait petualang
Aku bahkan tak tahu, siapa namamu
Yang Ku tahu; Kau Lelaki Penyendiri

Penajam Paser Utara, 30 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong

* Puisi Sebelumnya

* Puisi Pilihan Lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun