dan Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Engkau Dustakan
Hembusan udara pagi hangat mengitari
Meresap sekeliling ruang dan pori - pori
Mencipta titik - titik terang
Perihal hari ini hendak beranjak menerawang
Orang - orang menikmatinya
Menjadi sajian pagi istimewa
Menu pas bagi para pekerja
meracik semangat, membungkus asa
Seketika alam, kontra merespon
Langit cerah meluruhkan bulir - bulir air hujan
Sepanjang jalan terperangkap basah
Juga perahu - perahu yang sejak semalam rapi tertambat
Berubah nalar, haluan, strategi
Mereka menjadi sibuk menyiapkan amunisi
Berharap perjalanan tetap berlanjut
dan sekujur tubuh tak kuyup
Alam bisa berubah begitu masifnya
Terkadang tak siap menghadapinya; sebagian menggerutu, sebagian lagi pasrah
Pada layar ponsel seketika melintas status seorang kawan
; dan Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Engkau Dustakan
Balikpapan, 24 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
* Puisi Sebelumnya: Perjalanan Pilu Peluk Puri https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fbb2c438ede4802a571b622/perjalanan-pilu-peluk-puri
* Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5faddbed8ede487ace064942/lelaki-di-atas-pusara-ayahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H