Kokok ayam menyadarkan jika pagi telah tiba
dan matahari memancarkan lembut sinarnya
Suara burung - burung pipit bersahutan di balik jendela
dan gemericik air luruh dari daun - daun akasia
Semburat cahaya menembus lubang - lubang dinding
Menggoda bangkit dari hangat pembaringan
Masih tersisa api unggun
Semalam suntuk membara; menemani sunyi pengembaraan
Ada yang masih terlelap dalam tidurnya
Potret cantikmu di beranda
Ada yang masih enggan bangkit dari lelapnya
Sepeda tua warisan ayah di kolong rumah
Semua mimpi telah tersusun rapi
Tentang rencana - rencana matang untuk pergi
Menyisir dunia
Menjemput rezeki secepat cahaya
Tanpamu, hari tetap berlanjut
meski hati tak merasakan taut
Hendak ku taklukkan takdir
Sekiranya Engkau merapal hadir
Balikpapan, 21 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya: Romansa Anak Tahun 90-anÂ
*Puisi Pilihan Lainnya: Lelaki di Atas Pusara Ayahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H