Seperti Kabut
Kaulah selubung kabut-kabut
Menyambut pagi yang hangat
Gelap malam menenggelamkanmu dalam pekat
dan Kau datang terlambat
Aku sudah lumrah perihal wajahmu
Namun masih sering salah kaprah dan gagu
Hatiku membutuhkan kekuatan
Untuk sekedar meresapi serpihan keraguan
Engkau menjelma batas pandangan yang indah
Memanggil rindu akan rumah
Sengatan terik sang surya
Mengajakmu pulang kesinggasana
Kupahami sebagai renungan
; tak ada keabadian
Bagi segala makhluk-Nya
Segala jalan telah dibentangkan
Penajam Paser Utara, 27 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya:Â Kekasih Paling Masyhur
*Puisi Lainnya:Â Kidung Belantara Senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H