Pagi yang cerah
Di ufuk timur nampak mentari merekah
Hembusan udara perlahan bermadah
Hangat mengecup keheningan alam
Dan kesunyian hati memendam
Di atas teluk Balikpapan
Kuresapi suara-suara
Terdengar samar
Kukenali sebagai sejarah
Hadir menyeruak mengajak menikmati romansa
Aku tak peduli
Dengan apa disekeliling
Beberapa pasang mata menegur
Lewat guratan wajah
Juga bahasa tubuh
Aku menaksir setiap fase perjalanan
Keheningan dan kehangatan hadir bersamaan
Engkau pun nampak dalam padangan mata batin
Mengajak menikmati nuansa
;Berkekalan rasa
Teluk Balikpapan, 22 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Tulisan Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8f1387d541df38f77acb72/siklus-embun
*Tulisan Pilihan Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8cdd9ad541df19330ca9d3/kidung-belantara-senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H