Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tragedi Sepasang Merpati

5 Oktober 2020   12:00 Diperbarui: 5 Oktober 2020   14:40 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tragedi Sepasang Merpati


Matahari naik sepenggalah
Tertutup awan-awan pekat
Tertulis sebagai tragedi cerita
Tercatat dalam buku agenda

Sang surya tak mampu menembusi
Dinding pertahanan awan-awan putih
Alam raya tetap bersinar
Meski semburatnya berpendar

Di sini
Tercipta histori

Sepasang merpati
Terbang melintasi
Jalan-jalan sunyi
Tak ada penghuni
Sama sekali

Asyik menikmati
Ruang udara sepi
Bercinta
Memburu asmara

Ia kurang waspada
Sang betina lengah

Seekor elang jawa
Menangkapnya di udara
Jadi santapan siangnya

Kini
Sang jantan sendiri
Merenungi nasib hari-hari

Ia berkata lirih
Hidup semakin sunyi
Dunia makin tak terjamah
Kepakan sayap telah patah

Semilir angin kian sepoi
Harapan kian luruh
Aku pun siap dengan kelaziman abadi
:Hidup tanpa kekasih

Penajam Paser Utara, 5 Oktober 2020

Ali Musri Syam Puang Antong

*Puisi Sebelumnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f79dc1e8ede4833b913f4b2/rumah-tua-kirana

*Puisi Pilihan Lainnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f7742a1d541df48322f3442/terang-bulan-kehangatan-dan-konspirasi-zaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun