Pagi menunggu pasrah
Selubung kabut menari-nari tipis
Hujan semalam mengguyur sadis
Tanah, batu, tumbuhan basah sejadi-jadi
Menjelang siang Kau hadir kembali
Berkelindan dalam ingatan
Hujan masih merambat
Rindu tak tahu menambat
Dingin sepanjang hari
Hujan enggan berhenti
Menyusuri jalan-jalan basah
Mengotori sepasang sepatu, menyisakan pilu
Lalu Kau dan Aku
Saling menanti dalam diam
Entah siapa yang akan mulai bicara
Dengan celoteh paling memburu
Penajam Paser Utara, 2 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f752418097f360f807cf564/episentrum-pagi
*Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f685c794fdf9118f62ed2f2/aku-cemburu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H