; Sajak untuk " J "
Aku melihatmu
Duduk sendiri dipelataran gedung tua
Menghadap utara
Tangan kirimu menopang dagu
Tangan kananmu bergerak ragu
Memegangi pena dan secarik kertas
Jilbab hitam yang Kau kenakan terlihat kusut
Hidup terus berlanjut
Keadaan jangan pernah diratapi
Sepasang burung merpati hinggap didepanmu
Mengajakmu bercengkerama
Tuhan mencipta derita, Tuhan pula mencipta bahagia
Aku Menyaksikanmu
Tidur menyamping memegangi kedua lutut
Sekilas nampak nanar matamu
Engkau lalu bangkit
Duduk bersimpuh
Tangan menengadah
Matamu menatap tajam langit-langit
Tangan mengusap-usap wajah letih
Jemarimu basah dengan perih pedih
Penajam, 22 September 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*baca puisi lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f685c794fdf9118f62ed2f2/aku-cemburu
*baca puisi sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f697f57dd3943641972c862/apakah-mungkin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H