Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan, Amarah dan Puisimu

21 September 2020   15:15 Diperbarui: 22 September 2020   12:22 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan, Amarah dan Puisimu

Pernah suatu masa
Aku dan Kamu dipersimpangan jalan
Dan kita tak mampu saling memberi makna
Aku mengharap sinar mentari, dan Kau mengiba hujan

Lalu Aku berjalan melintasi hutan
Menyusuri jalan-jalan setapak
Dikiri kanan padang ilalang
Ditangan kiri kupegang erat puisimu
Ditangan kanan kugenggam kenangan kita
Agar keduanya tak jatuh hingga keujung cita

Kamu tetap ingin bermain hujan
Menikmati rinainya tak henti-henti
Katamu rintik-rintiknya adalah rahasia
Wajahmu memutih kedinginan-menggigil
Kamu berharap Aku ikut bermain diderasnya
Saling memeluk dalam dekapan bulir-bulir rindu
Untuk menghangatkan kebekuan ini

Aku bergeming
Pada malam yang hening
Kita saling mencari rimbanya
Kamu tersesat pada palung paling dalam
Hujan deras tiada henti
Aku berlindung dari lebat dan amarahmu
Dan dibalik bait-bait syahdu puisimu yang masih kudekap

Balikpapan, 21 September 2020

Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f559528097f3623d96df742/kesedihan-gadis-hujan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun