Rembulan tak mampu menerangi malam
Bias cahayanya redup
Alam raya gelita
Kita bercengkerama gugup
Dalam hening
Dalam diam
Kita terpaku mengenang
Masa-masa dahulu suram
Pada pekat malam menggenang
Kita menikmati suasana sekeliling
Hembusan angin laut bersenggama arus ombak angin selatan
Tetesan embun didaun-daun bakau luruh berjatuhan
Romansa malam ini mengingatkan
Kemelut cinta terperihkan
Geliat-geliat pengorbanan
Gerilya-gerilya perjuangan
Asmara kesuraman meluluh
Kemelut asa titik nadir terendah
Mendesak kita mengalah
Meski tak kalah
Adakah ruang untuk kita terdistorsi
Tidak cukupkah kenangan pahit dulu
Kita luruhkan ke hamparan ladang baru
Untuk kita taburkan agar ia sempurna tersemai
Balikpapan, 16 September 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f621eead541df678033fcc2/dua-cangkir-kopi-dan-kenangan