*Persembahan 75 Puisi Merdeka #2
Merdeka Maya
Dia telah kita usir
Dengan gagah berani
Meninggalkan negeri
Mereka telah kita taklukkan
Dengan tangan - tangan kita
Hingga mereka hengkang
Tanah kita pijak
Langit kita junjung
Udara kita hirup
Bebas
Tak ada batas
Tak ada intervensi
Adalah tangan - tangan mereka
Kaki - kaki petualang
Peluh - peluh perjuangan
Darah - darah pengorbanan
Pejuang
Patriot
Pahlawan bangsa
Hanya tinggal nama dan kenangan
Lalu kini
Banyak berteriak keras
Lantang
Bak pahlwan
Meski bangunnya selalu kesiangan
Ditangannya kini segenggam kekuasaan
Dibolak - baliknya kepentingan
Untuk sang junjungan
Demi langgengnya tahta dan kuasa
Lalu sikecil :
Petani miskin,
Nelayan terisolir,
Buruh - buruh pabrik
Pedagang kecil,
Pekerja serabutan,
Kaum marjinal lainnya.
Penuh tanya - menggumam
Apakah kita sudah bebas merdeka?
Apakah kita tuan dinegeri sendiri?
Apakah kita layak hidup sebagai warga bangsa?
Para politisi yang menyatakan dirinya negarawan,
Menjelma :
Kami sudah buat instrumen,
Kami sudah buat regulasi,
Yang empunya kuasa berdalih yakin :
Sudah dua puluh persen alokasi anggaran,
Buat dasar hidup rakyat ;
Pendidikan,
Kesehatan,
Itu jawabannya.
Aku hanya bergumam lirih
Sepertinya resah kita dan mereka
Hanya kita pasrahkan
Kepada Tuhan
Penajam Paser Utara, 17.08.2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Puisi Lainnya :
jika-merdeka-hanya-sekedar-hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H