Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka Maya

25 Agustus 2020   20:30 Diperbarui: 30 Agustus 2020   16:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Persembahan 75 Puisi Merdeka #2

Merdeka Maya

Dia telah kita usir
Dengan gagah berani
Meninggalkan negeri
Mereka telah kita taklukkan
Dengan tangan - tangan kita
Hingga mereka hengkang

Tanah kita pijak
Langit kita junjung
Udara kita hirup
Bebas
Tak ada batas
Tak ada intervensi

Adalah tangan - tangan mereka
Kaki - kaki petualang
Peluh - peluh perjuangan
Darah - darah pengorbanan
Pejuang
Patriot
Pahlawan bangsa
Hanya tinggal nama dan kenangan

Lalu kini
Banyak berteriak keras
Lantang
Bak pahlwan
Meski bangunnya selalu kesiangan

Ditangannya kini segenggam kekuasaan
Dibolak - baliknya kepentingan
Untuk sang junjungan
Demi langgengnya tahta dan kuasa

Lalu sikecil :
Petani miskin,
Nelayan terisolir,
Buruh - buruh pabrik
Pedagang kecil,
Pekerja serabutan,
Kaum marjinal lainnya.
Penuh tanya - menggumam
Apakah kita sudah bebas merdeka?
Apakah kita tuan dinegeri sendiri?
Apakah kita layak hidup sebagai warga bangsa?

Para politisi yang menyatakan dirinya negarawan,
Menjelma :
Kami sudah buat instrumen,
Kami sudah buat regulasi,

Yang empunya kuasa berdalih yakin :
Sudah dua puluh persen alokasi anggaran,
Buat dasar hidup rakyat ;
Pendidikan,
Kesehatan,
Itu jawabannya.

Aku hanya bergumam lirih
Sepertinya resah kita dan mereka
Hanya kita pasrahkan
Kepada Tuhan

Penajam Paser Utara, 17.08.2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya :

jika-merdeka-hanya-sekedar-hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun