Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bencana: Falsafah Kemanusiaan dan Kerinduan

15 Juli 2020   21:55 Diperbarui: 15 Juli 2020   21:58 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana ; Falsafah Kemanusiaan dan Kerinduan

Ragam bencana tengah melanda negeri ;
Bencana banjir terjadi dibanyak tempat,
Badai angin puting beliung menerjang beberapa wilayah,
Tanah longsong menerpa sebagian daerah.

Semua orang membicarakannya
Membahasnya ;
Di kantor, kantin -kantin, warung kopi, warung makan, lesehan,
Di jalan -jalan, gang - gang, pangkalan ojek, pos kamling,
Di Sawah - sawah, ladang -ladang, kebun - kebun,
Di laut, pantai, sungai, danau, tambak - tambak, di atas perahu
Di Pasar - pasar, toko - toko, kelontong,
Di rumah, di teras, di dapur hingga tempat tidur,
Nyaris semua orang tak luput mempercakapkan.

Banyak Orang peduli, hirau, peka
Ini menunjukkan ketinggian falsafah peri kemanusiaan kita
Mengisyaratkan kedalaman rasa
Empati sebagai anak - anak bangsa

Tetapi mengapa?
Tak ada sedikitpun simpati dengan banjir dipipiku
Kecamuk badai rasa di hatiku
dan luruhnya emosi jiwaku
Apakah falsafah kerinduan sudah sirna, Kekasih?

Balikpapan, 15.07.2020
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Puisi Lainnya :

dan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun