"Inklusi Rindu"
Pada puisi yang kau tulis,
Lewat bait kata indah yang tereka manis,
Kutemukan permisif batas-batas,
Inklusi rindu menjejalkan potongan-potongan bias,
****
Pada Jalan setapak kayu ulin basah setelah terguyur hujan deras,
Berjalan beriring saling menggenggam jari meremas,
Desiran ombak perlahan-pelan terlalu polos,
Menyaksikan kerinduan dua anak manusia tergopoh menggilas,
****
Pada Gubuk reot tua tepat dibibir pantai dibawah pohon adas,
Menjadi saksi bisu apatis,
Tingkah dua sejoli kasmaran penuh maras,
Aku menggendongmu beranjak dari bongkahan kayu lapuk tempat kita beralas,
****
Pada gendongan manja itu kau memeluk memelas,
Meraih pelukan mesra tak mengindahkan gesekan daun talas,
Kau ingin kita sampai ketitian ujung jembatan kayu ulin cadas,
Sebab disana semua tampak lebih romantis,
#Balikpapan 19052019
#alimusrisyam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H