Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sudahkah Kita Merdeka?

22 Agustus 2016   09:36 Diperbarui: 22 Agustus 2016   22:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUDAHKAH KITA MERDEKA???

Setiap peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI,

Setiap itu pula muncul gejolak dalam benak

Yang mungkin saja sebagian insan abai

Betapa dalam mesti kita memakna sebuah kata

“Merdeka”

***

Sudahkah kita Merdeka Kawan?

Jikalau Merdeka kita pahami secara utuh dan mendalam

Dalam kalimat suci-historis“Founding Father”dalam bait Pembukaan UUD 1945

Lihatlah betapa hakikat Merdeka itu sangat indah dan luhur;

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa

Kemerdekaan adalah Bebas dari penjajahan

Gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."

Supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

***

Jika begitu adakah merdeka yang kita pahami

Hanya jadi slogan dan jargon semata

Mestinya kita berpikir, berpijak, bertindak

Memaknai, mengisi dan melanjutkan kemerdekaan yang hakiki

Kita harus sadar dan bangkit kawan

Dari keterpurukan akal dan cinta

Dari segala bentuk ketidakadilan dan ketidakberdayaan

Dari segala retorika dan rekayasa zaman

Dari kemunafikan dan fanatisme sempit

20160817penajam-bupati-hut-ri-57bb1cc50ab0bd6519d2d0e8.jpg
20160817penajam-bupati-hut-ri-57bb1cc50ab0bd6519d2d0e8.jpg
Merdeka kita adalah membangun merdeka pribadi

Merdeka kita mestinya mendorong kelaziman atas diri sendiri

Kepada hikmah kebajikan dan moralitas

Jika begitu maka merdeka semestinya;

Merdeka mendedikasikan qalbu kepada Sang Khalik

Merdeka mengajarkan diri menderas kebajikan

Merdeka melazimkan jiwa menapaki kesucian

Merdeka adalah muaranya iman dan kesalehan

Merdeka mereduksi ego dan fanatisme buta

Merdeka menghambakan jiwa bagi kemanusiaan

Merdeka mengabdikan diri bagi keadilan

Merdeka menghibahkan segala kepunyaan bagi jiwa yang hampa

Merdeka merepresentasikan empati bagi setiap jiwa yang malang

Merdeka meluahkan rasa terpendam bagi cita luhur diri dan cita luhur Bangsa

Merdeka menenggelamkan diri dalam karya agung

Merdeka menyibukkan raga dalam keaslian cipta dan karya

Merdeka membina jiwa menghargai segala bentuk cipta, rasa, karya dan karsa anak bangsa

Merdeka membumikan hasrat bagi kemandirian bangsa

Merdeka memberi teladan integritas generasi bangsa

Penajam Paser Utara 17082016

(Inspirasi ketika khidmat mengikuti upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Stadion Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun