Mohon tunggu...
Ali Mursyid
Ali Mursyid Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTs Muslimin Bojongpicung | Awardee LPDP-BIB Kemenag

Pemilik Website Bahasa Arab Madrasah (MI Arabic, MTs Arabic, MA Arabic) | Talk Less Do More

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan Sejarah Pembelajaran Kolaboratif dan Pembelajaran Kooperatif

9 Agustus 2024   15:45 Diperbarui: 9 Agustus 2024   15:47 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju Teori Pembelajaran Kolaboratif

Kenneth A. Bruffe memperkenalkan teori konstruksionis sosial, dengan menyatakan bahwa pengetahuan adalah artefak sosial yang dikembangkan melalui interaksi dalam komunitas. Pembelajaran kolaboratif menantang peran otoritas tradisional dalam pendidikan, mempromosikan model berbagi pengetahuan yang lebih terdistribusi di antara teman sebaya. Namun, meskipun kaya secara teoretis, pembelajaran kolaboratif masih kurang memiliki penelitian berbasis bukti yang luas, seringkali mengandalkan studi pembelajaran kooperatif untuk validasi.

Pembelajaran Kooperatif dengan Dukungan Penelitian

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, terjadi lonjakan penelitian kuantitatif yang memvalidasi efektivitas pembelajaran kooperatif di berbagai konteks pendidikan. Meta-analisis menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik, pemikiran kritis, dan keterampilan interpersonal siswa dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif atau individualistis. Penelitian ini menekankan pentingnya penghargaan kelompok dan akuntabilitas individu dalam menciptakan lingkungan belajar kooperatif yang berhasil.

Teknologi dan Pembelajaran Kolaboratif/Kooperatif

Akhir 1980-an menandai dimulainya penelitian tentang pembelajaran kooperatif berbantuan komputer, yang menunjukkan pentingnya strategi instruksional yang efektif di samping teknologi. Munculnya Computer-Supported Collaborative Learning (CSCL) pada tahun 1989 mengintegrasikan prinsip-prinsip pembelajaran kolaboratif dengan kemajuan teknologi. Penelitian CSCL menekankan perlunya menyeimbangkan interaksi yang terstruktur dengan fleksibilitas pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan pengalaman pendidikan.

Evolusi CSCL di Abad ke-21

CSCL telah mengalami perkembangan signifikan namun tetap menjadi bidang yang berkembang tanpa kerangka teoretis yang terpadu. Tren penelitian saat ini berfokus pada pengembangan skrip kolaborasi yang bertujuan untuk memfasilitasi interaksi produktif dan meningkatkan akuisisi pengetahuan di kalangan siswa. Meskipun ada temuan positif, tantangan tetap ada dalam merancang lingkungan CSCL yang efektif yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan mendukung interaksi yang bermakna.

Empat Paradigma Penelitian

Artikel ini juga mengklasifikasikan penelitian tentang pembelajaran kolaboratif dan kooperatif ke dalam empat paradigma: "efek," "kondisi," "interaksi," dan "desain," masing-masing didasarkan pada perspektif teoretis yang berbeda. Paradigma ini membantu memperjelas mekanisme dan hasil dari pembelajaran kolaboratif, dengan menekankan perlunya pemahaman yang komprehensif mengenai interaksi mereka. Klasifikasi ini menggarisbawahi bahwa tidak ada paradigma tunggal yang paling unggul; semuanya penting untuk memajukan penelitian di bidang ini

Implikasi Empat Paradigma dalam Pembelajaran Kolaboratif dan Kooperatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun