Tinjauan Historis Pembelajaran Kolaboratif dan Pembelajaran Kooperatif
Artikel ini mengeksplorasi hubungan yang kompleks antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif, dengan mencatat bahwa definisi dan penerapan kedua konsep ini sering kali tumpang tindih, yang mengakibatkan kebingungan dalam penggunaannya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran historis dari kedua pendekatan ini, melacak asal-usul, perkembangan, serta munculnya Computer-Supported Collaborative Learning (CSCL) selama lima dekade terakhir.
Definisi dan Karakteristik
Pembelajaran kolaboratif ditandai oleh struktur yang lebih longgar, dengan fokus pada konstruksi sosial pengetahuan dan keterlibatan antarteman sebaya. Sebaliknya, pembelajaran kooperatif memiliki struktur yang lebih terorganisir, dengan penekanan pada saling ketergantungan dan pencapaian tujuan belajar yang spesifik. Artikel ini menyoroti bahwa pembelajaran kolaboratif berakar pada teori konstruktivis, sementara pembelajaran kooperatif didasarkan pada teori saling ketergantungan sosial dan behaviorisme. Meskipun ada perbedaan tersebut, kedua pendekatan ini berbagi asumsi teoretis yang sama mengenai pembelajaran sebagai proses yang aktif, sosial, dan bergantung pada konteks.
Perkembangan Awal pada tahun 1960 dan 1970-an
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, banyak pendidik sudah mulai mempraktikkan pedagogi kelompok kecil meskipun tidak secara formal menyebutnya sebagai pembelajaran kolaboratif atau kooperatif. Laboratorium Kurikulum di University of London memainkan peran penting dalam mempromosikan pembelajaran kolaboratif, dengan tujuan menumbuhkan demokrasi dalam pendidikan. Kenneth A. Bruffe menjadi tokoh kunci di Amerika Serikat dengan mengadaptasi konsep pembelajaran kolaboratif untuk mengatasi tantangan dalam lingkungan kelas yang beragam.
Pembelajaran Kooperatif Tanpa Nama
Istilah "pembelajaran kooperatif" mulai dikenal luas pada 1980-an, dengan praktik sebelumnya sering disebut sebagai "pembelajaran kelompok kecil." Metode perintis seperti teknik puzzle dikembangkan untuk menangani masalah sosial dalam pendidikan, dengan menekankan pentingnya saling ketergantungan positif di antara siswa. Johnson bersaudara kemudian mengembangkan kerangka teoretis untuk pembelajaran kooperatif, dengan fokus pada saling ketergantungan sosial dan validasi empiris atas metode mereka.
Perkembangan pada tahun 1980 dan 1990-an
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, pembelajaran kooperatif mendapatkan penerimaan yang luas dan dukungan penelitian yang signifikan, sementara pembelajaran kolaboratif mulai memantapkan praktiknya. Pertengahan 1990-an menandai konvergensi kedua pendekatan ini, dengan para sarjana mengakui kesamaan mereka dan bekerja sama untuk menjembatani kesenjangan. Desain instruksional dan teknologi juga mulai mengadopsi pembelajaran kolaboratif sebagai paradigma penelitian yang penting.