Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dubai, Kota yang Berselimut Kabut

28 September 2017   00:02 Diperbarui: 28 September 2017   08:29 3877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi saya keluar dari kamar, kemudian diluar tampak pemandangan putih menyelimuti, benarkah "mereka" telah datang? Enggak terasa banget, padahal baru seperti kemarin saja, Dubai terpapar panas yang enggak ketulungan, musim panas bro! Saking panasnya, ada yang share di Facebook, kalo si doi bisa masak telor di jalanan Dubai. Lebay banget ya?

Dubai emang hanya punya dua musim, kalo enggak panas, ya "adem", saya enggak berani bilang dingin sih, walaupun kalo lagi musim "adem" kita-kita kudu pake jaket kalo keluar rumah, apalagi pas malem hari, karena angin malemnya lumayan menusuk tulang. Ya mirip-mirip suasana di puncak lah, kalo mau cari pembandingnya.

Musim dingin  mulainya di bulan-bulan yang ujungnya "Ber", biasanya mulai dari  Oktober, November, Desember, Januari dan Februari, masuk Maret udah mulai anget lagi sampai nanti puncak panasnya itu biasanya di Juli dan Agustus, huh, bisa dehidrasi kalo lama-lama di luar ruangan.

Kalo musim panas, para pekerja yang biasanya beraktifitas di luar ruangan, diberikan dispensasi, istirahat sampe matahari mulai agak turun, kalo matahari lagi di "puncaknya" para pekerja itu boleh beristirahat. Kebayang kalo mereka harus kerja, bisa koit kehabisan cairan.

Fenomena kabut yang menyelimuti Dubai akan menawarkan pemandangan yang beraroma mistis, kebetulan saya punya temen yang beraktifitas di gedung-gedung tinggi, dan dia sempat mengambil beberapa gambar disaat gedung-gedung pencakar langit Dubai tenggelam dalam lautan kabut yang memutih. Sungguh memesona.

Kalo sudah begini, kita-kita yang mukim di Dubai bisa menyaksikan toko-toko baju yang ramai menawarkan baju hangat, atawa jaket, beragam merk jaket mulai dari ORI hingga yang KW berjajar memenuhi toko.

Datangnya musim "adem" juga disambut dengan suka oleh sebagian besar warga Dubai, karena mereka bisa menikmati Dubai tanpa harus takut "tutung", dan bagi industri perhotelan, musim dingin juga bisa berarti mulai penuhnya tingkat penghunian kamar. 

Kalau musim panas, siapa yang mau maen ke Dubai? Hihihi, makanya pemerintah Dubai setiap musim panas getol mengadakan promo, biar kunjungan wisatawan enggak terlalu merosot, hotel tempat saya nguli juga kasih diskonnya gila-gilaan kalo musim panas.

Pada musim dingin saya beberapa kali merasakan gerimis, berdasarkan pengalaman, gerimis datang biasanya di bulan Desember dan Januari, air yang jatuh dari langit disambut gembira oleh warga Dubai, maklumlah, kejadian langka. Beda Ama kita orang Indonesia apalagi orang Bogor, yang lihat hujan hampir setiap waktu.

Ada kejadian menarik, kalo gerimis agak lama mengguyur Dubai, dijalan-jalan tertentu akan ada genangan air yang cukup tinggi, bisa jadi sistem drainase di Dubai enggak bagus-bagus banget, jadi aja hujan gerimis Doang, jalanan langsung tergenang. 

Kabut yang datang pagi ini, seakan-akan "utusan" dari musim dingin, kabut itu sepertinya "mengetuk" pintu, seraya bergumam, " wahai para penghuni kota, sebentar lagi, tuanku musim dingin akan datang.... bersiaplah untuk menyambutnya..."

Berbicara tentang kabut, saya teringat film "13 Warrior", di mana ada penduduk sebuah kerajaan yang diserbu oleh manusia "bar-bar" dan biasanya manusia bar-bar itu akan menyerang di saat kabut datang. 

Datangnya kabut pagi tadi akan disusul dengan kedatangan kabut-kabut yang lain, hingga nanti musim dingin resmi menyelimuti Dubai. Seandainya waktu itu tiba, segera siapkan paspor anda dan berangkatlah ke Dubai, sebuah kota dimana segala yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sebuah kota yang menjadi ajang uji coba para arsitek dari seluruh dunia.

Kota yang tidak pernah mati itu bernama Dubai. 

Nb, terima kasih pada Dea yang udah berkenan minjemin fotonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun