Ini adalah kisah nyata yang dialami bukan oleh siapa-siapa melainkan oleh seseorang yang saat ini sudah menjadi istri saya. Namanya Novie, dia anak pertama dari dua bersaudara, asalnya ayahnya Wonosobo, ibunya Klaten, tapi Novi lahir di kampung tengah, sebuah kampung dekat kandang monyet, ini nama sebuah kawasan di Jakarta, lho.
Setelah mengkhatamkan SMA-nya, Novi sempat kuliah, jurusan "siaran radio", bosen, dia pun berhenti kuliah dan memutuskan kerja di "Mang Donal" sebuah resto waralaba asal Paman Sam. Lagi asyik kerja ada tawaran buat kerja di "Mang Donal" Dubai, berangkatnya gratis alias enggak pake bayar.
Singkat cerita, Novi pun lulus seleksi, penguasaan bahasa Inggris Novi emang lumayan, maklum alumni tempat kursus "LIA". Berangkatlah Novi dengan diantar bapak, ibu dan saudara, sambil nangis Bombay, sedih pastinya, karena ini kali pertama Novi harus berpisah dengan keluarganya.
Bekerja di Mang Donal Dubai harus kuat mental dan fisik, apalagi kalo dapet tugas di cabang Dubai Mal, ini nama mal terluas sejagat raya, tamunya kagak pernah berhenti, belum dengan ragam sikap tamu yang enggak semuanya nyenengin, ada yang tengil, ada yang usil, ada  yang ganteng ada yang cantik, ah gado-gado pokoknya.
Enggak terasa karir Novi semakin naik, terakhir dia udah sampe posisi Manager, tapi karena satu dan lain hal, dia putuskan keluar dari Mang Donal, udah bosen alasannya, mau cari suasana baru. Akhirnya, Novi mendapatkan pekerjaan baru tapi masih berlokasi di Dubai Mal, hingga pada suatu ketika ada sosok yang sering dia lihat di TV berziarah ketempat dia bekerja.
Sosok itu adalah ulama besar, alumni Al-Azhar, lulus dengan predikat terbaik, pakar tafsir, puluhan buku sudah ditulis olehnya, Tafsir Al-misbah menjadi karya monumental beliau. Sosok itu datang dengan istrinya, kebetulan ternyata beliau memang sedang berkunjung ke Dubai.
Meminta doa kepada ulama, apalagi ulama sekaliber beliau adalah sangat dianjurkan, ulama adalah orang yang dengan ilmunya membuat mereka menjadi sangat "takut" kepada Tuhan. Lalu dihampiri lah ulama nan alim itu, untuk meminta doanya, beliau bertanya, "minta didoain apa"?
Sambil malu-malu, Novi menjawab, "minta jodoh pak...."Â
Beliau kembali bertanya, " Mau orang asing atau Indonesia"?
Masih malu-malu Novi menjawab," orang Indonesia pak..."
Maka berdoalah penulis "Membumikan Al-Quran" itu.
Dan tak lama kemudian, Novi pun bertemu dengan penulis cerita ini, pertemuan pertama di Konsulat Jenderal, disambung di majelis pengajian hingga akhirnya kami memutuskan untuk menikah.
Kami menikah di KUA Dubai, ceritanya sudah saya tulis di sini, bagaimana menikah di luar negeri, pada intinya sama kayak ngurus pernikahan di tanah air, cuma memang karena Dubai menggunakan bahasa Arab, segala dokumen yang berasal dari tanah air kudu di terjemahin dulu kedalam bahasa Arab.
Akhirul Kalam, "Mati, jodoh, Rejeki udah di tentuin sama yang maha kuasa, kita tinggal ngejalani doang, yang penting terus berikhtiar di jalan-Nya dengan ikhtiar maksimal, setelah itu berdoa termasuk minta doa kepada orang-orang shalih, so, bagi anda yang masih jomblo, tetep semangat, dan enggak ada salahnya mencoba berziarah ke rumah pak Quraisy Shihab, pertama buat belajar, selanjutnya minta doa di mudahkan segala urusan termasuk urusan perjodohan.
Dubai, se-ba'da rehatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H