Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tamatan SMK yang Jadi Manager

21 Agustus 2016   19:42 Diperbarui: 21 Agustus 2016   20:06 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya  Muhammad Saeful Anwar, dia temen sebangku saya ketika sama-sama belajar perhotelan di Sandhy Putra Telkom, orangnya pendiam, malu-malu, kadang malu-maluin hihihi, selama tiga tahun sekolah di sandhy Putra dia sukses tidak punya pacar, padahal dalam kelas, jumlah perempuan melebihi populasi kaum laki-laki, kami adalah kaum minoritas di kelas, jadi anda bisa tebak sendiri, orang seperti apa saeful anwar ini?

Memasuki kelas dua kami di wajibkan untuk ikut Job Training, saeful dapet di hotel Panghegar, sejak itulah dia jatuh cinta dengan Panghegar, cintanya mekar dan terus melebar, sampai ketika kami harus meninggalkan Sandhy Putra karena udah tamat ceritanya, ternyata ufuk dicinta ulam pun tiba, Saeful keterima di Panghegar, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan rupanya.

Cerita ini tentang dia, silahkan terus membaca kalo anda penasaran dengan lanjutannya. Sebagian dari kita suka menjadikan pendidikan sebagai alasan, mengapa karir mentok?

Padahal belajar tidak hanya di bangku kuliahan, saya mengenal teman yang tidak mencicipi bangku kuliahan tapi berhasil jadi Manager. dia berangkat dari bawah banget, dia menikmati itu sebagai bagian dari perjalanan karirnya.

Merangkak dari satu posisi ke posisi yang lebih tinggi, dipercayai mengatur itu dan ini. Mengapa dia bisa? Jawabnya adalah, kemauan keras untuk terus belajar,  dia adalah "pengamat" yang jitu, dia pelajari, ketrampilan dan keahlian apa yang harus dimiliki apabila memegang posisi A, kemampuan apa yang harus dipunyai apabila kelak dipercaya pegang satu divisi.

Karena dia adalah pembelajar, mereka pastinya banyak nanya dong, enggak sungkan-sungkan bertanya ke yang lebih senior, ketika pada suatu ketika sang senior ada halangan, dengan PD dia menawarkan diri, " Saya bisa kok pak gantiin ...."

Dari yang tadinya tenaga operasional, mulai ditunjuk jadi pengawas, belajar membuat jadwal, mulai mengenal berbagai karakter staf, mulai lihai mengatasi berbagai persoalan internal, dan akhirnya mulai kutak Katik cost, hitung menghitung dan belajar berbagai hal tentang manajerial.

Selanjutnya tinggal nunggu momen, Sekali lagi, ini soal konsistensi, Kalo mau tekun, terus belajar dan mau sedikit lieur, Anda pun bisa jadi Manager.

# Mengapa gaji Manager lebih tinggi dibandingkan staf?, Karena mereka ngurusin manusia yang nauzubillah, banyak banget masalahnya, dan manusia -manusia itu harus di 'satukan' agar menjadi team yang solid, dan itu bukan persoalan gampang #

Sampai hari ini, Saeful masih menjadi manager, terakhir saya bertemu dengan dia ketika acara ''temu kangen'' setelah hari raya Idul Fitri, mukanya terlihat lebih ''dewasa'' kepalanya agak mengkilat, setelah saya perhatikan, saeful sekarang lebih cocok jadi dosen fisika, kimia atau matimatika di bandingkan jadi manager hotel. hihihi.

Jadi, bagi anda yang sekolahnya cuma nyangkut di SMA atawa SMK, jangan berkecil hati, tetaplah belajar dan terus belajar, nanti takdir akan menggiring anda menjadi apa yang anda inginkan. 

 

Tetap semangat...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun