Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Datang ke Hajatan Orang Arab, Siapa Takut?

5 April 2015   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_376877" align="aligncenter" width="560" caption="Jangan kaget kalo meja makannya penuh dengan makanan. dok pribadi"][/caption]

Sebagai mantan anak hotel, ceileeee, saya di ajari untuk makan dengan ''sopan'', dulu , saya pernah di ajarin ''tata cara makan'' ya Table Manner orang-orang nyebutnya, namanya juga udah kebarat-baratan, pastilah cara makan yang di ajarkan merujuk kepada budaya orang sono, di mana makan di bagi-bagi menjadi makanan pembuka, ( Soup) makanan utama dan makanan penutup.

Sembari nunggu makanan kita datang, biasanya kita makan roti dulu, ada mentega juga, rasanya tawar, oles tuh roti dengan mentega, nah, akhirnya makanan pembuka datang, abis makanan pembuka datang soup begitulah seterusnya sampai makanan penutup. Total waktu makan dengan gaya seperti ini biasanya lumayan lama.

Bagaimana dengan makan ala Arab?, sebenarnya di Arab ada juga hajatan ala prasmanan, di mana kita ngantri dulu sebelum makan, oiya, dalam aturan sebenarnya kita bisa saja ngantri untuk kedua kali di prasmanan, maksudnya setelah kita ngabisin makanan pertama kita bisa ngantri lagi. Sayangnya kayaknya tidak banyak yang tahu soal ini, jadi aja mereka suka ngambil makanannya banyak banget pada antrian pertama, akibatnya enggak abis deh, Mubazir kan?, satu lagi bisa jadi kita gengsi untuk ngantri lagi, padahal Gpp lho.

Selain prasmanan orang Arab suka ngadain hajatan dengan makanan yang sudah siap di meja, berbeda dengan gaya barat yang makanannya masuk di ''angsur'' satu persatu,  di Arab makanannya langsung di ''tumplekan'' semua di atas meja, kebayang kan, betapa penuhnya meja makan?

Jadi kalo nanti di undang ke hajatan orang Arab, jangan kaget ya, jika  anda melihat meja makan di depan anda penuh...saran saya, sebelumnya anda kudu ''puasa'' dulu kalo mau datang ke hajatan orang Arab,  nanti pas di sana ''bales dendam deh''. Saran yang enggak bagus ya?, lebih baik anda tidak ikuti saran saya itu.

Karena makanan Arab itu masih ''asing'' bagi kebanyakan di antara kita, saran saya, pilihlah makanan yang paling dekat dulu dengan tempat duduk anda, jangan terburu nafsu untuk mengisi penuh piring anda, coba dulu sedikit, kalo terasa pas di lidah anda baru di sikat lebih banyak lagi. hahahaha

Makanan yang berbahan dasar kambing atau onta perlu kita coba, tapi tetep inget, jangan kebanyakan, saya pribadi tidak terlalu suka dengan daging onta, seratnya terlalu besar, daging kambing lebih lezat menurut saya, di sini maksudnya di Arab, kebanyakan orang makan dengan tidak menggunakan sendok dan garpu tapi kalo anda mau menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu tidak di larang.

Cuma kelezatan makanan Arab nya kurang terasa di lidah kalo kita makannya pake sendok dan garpu, mereka ( Orang Arab) kalo makan nasi, nasinya di ''remes-remes'' dulu, uniknya kadang nasinya di campur dengan ''laban'', apa ya bahasa Indonesianya laban?, ada yang tahu. bentuk laban itu mirip-mirip susu tapi rasanya asin dan asem-asem gitu.

Di Arab walau pun kita makannya pake tangan, mereka tidak sediakan kobokan( tempat cuci tangan), jadi sehabis makan kita perlu ke kamar mandi untuk mencuci tangan kita, jadi jangan heran kalo melihat orang habis makan, tangannya masih ada sisa makanan.

Satu lagi, sebenarnya kebanyakan orang di Arab suka makan di lantai alias lesehan, tapi di kalangan-kalangan tertentu, mereka sudah makan di atas meja, bagi saya mau makan di lantai atau di meja sama saja, yang penting makanan yang di hidangkan enak hahaha.

Lidah orang Indonesia menurut saya lidah yang paling cepat beradaptasi, dulu, saya agak gimana kalo makan makanan Arab, sekarang, Alhamdulillah, lidah saya sudah terbiasa dengan makanan gurun. Yang penting sebelum anda datang ke hajatan orang Arab, siapakan dulu ''tangki'' perut anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun