[caption id="attachment_335045" align="aligncenter" width="300" caption="Akhirnya ketemu juga dengan bang isjet. Dok pribadi"][/caption]
Malam Jum'at sekitar jam 11, saya masih di akomodasi, rencananya saya akan meluncur ke terminal3 bandara Dubai untuk menjemput seorang rekan yang sudah cukup lama saya kenal, walaupun udah cukup lama kenal, dia dan saya belum pernah bertatap muka, selama ini kami hanya bersua di kompasiana saja.
Pesan dia sehari sebelumnya mengatakan kalo dia akan mendarat jam 11 teng, estimasi saya, sekitar jam 12 kurang dia sudah berada di sekitar ruang penjemputan, benar saja, tidak butuh lama waktu buat menunggu, sosok jangkung itu sudah terlihat, mukanya kelihatan agak lelah, maklum, 14 jam perjalanan dari Brazil telah membuat staminanya lumayan turun.
Kami pun segera meluncur dari bandara menuju markas Singdel ( Singapura Deli) yang berada di kawasan Karama, di sana biasanya setiap malam jum'at kami( rekan pekerja Dubai) biasa begadang, Â Karena saat ini kebetulan sedang berada di bulan suci maka kami putuskan untuk langsung menunggu datangnya waktu shaur.
Sambil menunggu waktu makan shaur, kami pun langsung terlibat dalam obrolan yang mengasyikan, Alhamdulillah, selain anak Singdel, hadir juga mang dadang, beliau adalah staf toko Indonesia, orangnya kocak abis, jadi aja suasana menjadi semakin rame.
Di markas Singdel, ada sebuah ruangan khusus yang di peruntukan bagi para ''ahli hisab'', jadi bagi mereka yang senang '' berhisab'' pasti menjadikan ruangan ini sebagai tempat yang ngobrol. Â Akhirnya waktu makan shaur tiba, langsung kami pun menghabisi makanan yang tersedia. hihihi
[caption id="attachment_335049" align="aligncenter" width="300" caption="Shaur berjamah dengan rekan-rekan di Dubai di markas Singdel. Dok Pribadi"]
Setelah selesai shaur dan sholat shubuh, satu-persatu tanpa di komando kami pun langsung menuju pulau kapuk, Alhamdulillah, maha suci Allah yang menjadikan tubuh ini, sering tanpa kita sadari, tubuh kita bekerja dan terus bekerja walaupun yang punya tubuhnya lagi istirahat, dengan kemaha sempurnaa-Nya tubuh kita menjadi lebih segar setelah tidur.
Sekitar jam 10 pagi, kami pun bangun, langsung mandi buat persiapan sholat Jum'at, sekitar jam 11.30 siang kami pun meluncur menuju masjid Zabeel yang berada di kawasan Zabeel Palace, masjid ini persis di depan majelis Sheikh Rashid almarhum, semoga Tuhan mengampuni beliau. Sheikh Rashid adalah ayah dari Sheikh Mohammed yang sekarang menjadi orang nomor satu di Dubai.
[caption id="attachment_335047" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana setelah sholat jumat di masjid Zabeel. dok Bang Isjet"]
Selesai sholat jum'at kami mampir ke kosan saya, di sana ada mas Rahmad dan kang dani, keduanya adalah rekan kerja saya, di sana kami sempat foto-foto di pohon korma milik tetangga, hihihi, habis itu kami langsung meluncur ke Karama untuk mengantar kang danil sedangkan saya dan bang Isjet menyambung perjalanan dengan metro.
Tujuan kami selanjutnya adalah Burj Khalifah ( Gedung Tertinggi sejagat, paling tidak sampai detik ini), sengaja saya mengusulkan menggunakan metro, karena banyak pemandangan di sekitar metro, terutama pemandangan yang ''bening-bening''.
[caption id="attachment_335050" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet lagi ngapain?? Dok Pribadi"]
Terus terang, saya bukanlah orang yang suka ''tawaf'' di mall, kebetulan memang di dekat Burj Khalifah ada Dubai mall, salah satu mall terluas di dunia, katanya, jadi saya agak kesulitan untuk menjadi guidenya bang Isjet, oiya, belum saya kenalkan ya?, orang yang baru pulang dari Brazil itu namanya Iskandar Zukarnain, biasa di panggil Isjet, dia adalah hihihi saya kira semua yang nulis di kompasiana ini tahu siapa beliau.
Karena Dubai mall ini gede, saya jadi bingung jalan keluarnya hahahaha, untungah saya membawa seorang Isjet, jadi bingung, sebenarnya yang jadi guide siapa sih?, kami memutuskan akan kembali ke Dubai Mall apabila hari sudah senja, jadi selama menunggu hari gelap kami meluncur menuju Tempat berperahu alias kanal di Dubai yang terkenal dengan sebutan Dubai Creek.
Jalan-jalan di Dubai emang Asyik pake metro, karena tempat-tempat strategis, semuanya terkoneksi dengan metro, baik itu bandara, mall, terminal bis, jadi sekali lagi kami menggunakan metro untuk menuju Dubai Creek. Sebelum menuju Dubai Creek kami mampir dulu di Bur Dubai, sebuah kawasan belanja murah. Di sana bang Isjet sempat membeli jam setelah melewati proses tawar menawar yang alot. Memang butuh taktik kalo belanja di Bur Dubai, caranya adalah kita pura-pura enggak butuh, kemudia tawar semurah mungkin, kalo perlu keluar langsung dari toko, nanti enggak makan waktu lama sang penjual akan memanggil kita, percaya deh, taktik ini sudah terbukti manjur.
[caption id="attachment_335051" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet dengan latar belakang Burj Khalifah. Dok bang Isjet"]
Berhubung Dubai adalah salah satu daerah paling kering di muka bumi, di tambah saat ini memang masih musin panas plus bulan puasa hahahaha, dramatis banget ya?, jadi aja kami pun ngos-ngosan, rencana awal mau naik perahu di cancel, salah satu cara  mengurangi rasa panas adalah kami suka masuk ketoko-toko yang memang pake AC, lumayan bisa ngadem sedikit.
karena keasyikan kami enggak nyadar udah Adzan, kebetulan saat itu kami sedang berada di pasar tua Dubai, langsung saja kami berbuka di tempat itu, dengan tubuh banjir keringat kami makan Samosa, sebuah makanan khas, mirip-mirip pastel, plus jus dan air mineral. Alhamdulillah.
Dari sana kami menuju masjid, berhubung tubuh masih keringetan, kami sengaja duduk-duduk di dalam masjid, tapi karena pandangan ''aneh'' jamaah masjid yang lain hihihi dengan sangat terpaksa kami pun menuju tempat wuhdu, sebelum tempat wudhu kami melihat bekas makanan para jamaah, memang tradisi masjid-masjid di Dubai adalah berbuka berjamaah dengan makanan gratis, hasil dari sumbangan para dermawan.
Setelah sholat kami menuju Singapore Deli, ini adalah nama sebuah resto khas asia, di sana kebetulan semuanya stafnya orang Indonesia, kami pun makan malam di sana sambil ngobrol, setelah perut terisi penuh perjalanan di lanjutkan kembali,
Seperti rencana kami sebelumnya, tujuan selanjutnya adalah kembali ke Burj Khalifah, di sana ada pertujukan air mancur joget, uniknya air mancur ini cuma mau joget kalo hari sudah gelap, sebagaimana biasa orang-orang sudah pada berkumpul di dekat air mancur.
Kami mengikuti dua pertujukan jogetnya,joget pertama di iringi lagu padang pasir alias lagu Arab sedangkan pertunjukan kedua di iringi lagu barat. i tempat ini kami juga sempat foto-foto sama ABG Arab, sengaja saya biarkan bang Isjet yang ngobrol dengan mereka, karena memang bang Isjet jago bahasa Arabnya, maklumlah beliau adalah  jebolan Gontor. Malah bahasa Arabnya bang isjet terlalu ''tinggi'' untuk orang Dubai. Enggak terasa waktu sudah menunjukan jam 12 malam, akhirnya kami pun pulang menuju markasnya Singdel, sebelumnya kami mampir dulu ke masjid untuk melaksanakan sholat Isya dan taraweh, Di Dubai ada masjid yang punya 3 gelombang taraweh, jadi kapan saja kita datang kita bisa sholat taraweh di sana.
Sampai di markas saya langsung menuju pulau kapuk sedangkan bang Isjet melanjutkan ngobrol bersama dengan anak-anak Singdel sampai pagi...Sekitar jam 8 pagi saya pun mengantarkan bang isjet ke bandara, semoga aja bang isjet enggak kapok maen ke Dubai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H